This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday 18 February 2009

Anugerak Yang Terbatas

Enggan untuk memulai sesuatu yang kadang membuat kita tak bahagia.

Satu darah yang mengalir terluka akan keindahan dan kerinduan.

Kadang kita sering lupa akan akan kenikmatan dan kesunyian yang diberikan.

Maaf telah memberi, Maaf telah mengasihani.

Kadang kita sering, aku juga

Terlalu hitam untuk meMUTIH..

Dan terlalu merah untuk menjadi HITAM..

Anehnya Pemikiran Yang Tak Konsisten

Kadang kita bertanya, untuk apa kita menuangkan segala pikiran dan keinginan dalam suatu media yang dapat diketahui dan dibaca oleh orang lain.

Perkataan atau pembicaraan yang kadang kita sengaja, entah itu obrolan sesama teman atau orang lain yang lebih tua atau muda. Segala informasi yang kita punya seakan sebagai modal awal untuk berinteraksi dengan orang yang bersama kita. Kandang dengan mengunggulkan apa yang kita ketahui dan pernah kita lakukan untuk disombongkan ke orang lain. Inilah AKU.

Hal semacam ini sering kali kita menjumpai meskipun kita tidak menyadari sampai kita merenungkan apa yang telah kita perbuat dan kita lakukan.

Terlepas dari niat tulus atau hanya kepentingan sesaat untuk menuntaskan tujuan ego kita, selayaknya kita jadikan suatu pelajaran yang untuk memperbaiki segala kekurangan, tanpa ada niat membanggakan diri sendiri.

Aku teringat ketika menempuh pendidikan dulu, “Belajar Sepanjang Hayat”. Sebagai makhluk yang berfikir dan berakal, Tholabul Ilmi kata orang arab, layaklah kita perjuangkan demi menjadi manusia yang hakiki.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More